Monday, May 6, 2013

Kami Berkarya, Maka Kami Ada

Belanda merupakan gudangnya bibit unggul dalam sektor industri kreatif. Beberapa sektor unggulan dalam industri kreatif di Belanda antara lain arsitektur, desain, media, dan yang paling penting bagi kaum hawa, fashion. Terdapat puluhan fashion designer dari Belanda. Namun, yang paling menonjol di antara yang lain adalah Viktor dan Rolf.
susah bedainnya -_-




Viktor (kiri) & Rolf (kanan)
     “Kalian kembaran ya?”. Mungkin itulah pertanyaan yang sering dilontarkan pada dynamic duo ini. Suatu kesalahan besar apabila kamu juga mengira pria kece ini adalah saudara kembar. Ya, Viktor dan Rolf memang selalu terlihat bersama setiap saat layaknya anak kembar, tapi faktanya mereka tidak memiliki pertalian darah sama sekali. Kebersamaan mereka dimulai ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya saat menempuh studi bidang fashion di Arnhem Academy of Art and Design di Belanda. Merasa ada chemistry satu sama lain, keduanya terus menjalin persahabatan hingga lulus kuliah.

 
Viktor&Rolf Couture 1998
Viktor&Rolf Couture 1998
Keputusan mereka untuk pindah ke Paris pada tahun 1993 dan membangun karir bersama merupakan keputusan yang tepat. Seolah Dewi Fortuna berpihak kepada mereka, pada tahun yang sama peluncuran koleksi pertamanya, 'Hyères', meraih tiga penghargaan sekaligus pada  Salon Europeen des Jeunes Stylistes di Festival International de Mode et de Photographie. Pertunjukan berikutnya yang menampilkan empat koleksi sekaligus yang bertemakan art spaces, menjadi tiket mereka untuk menampilkan koleksi Haute Couture-nya yang pertama kali pada tahun 1998.

Sebagai langkah awal kesuksesan, pemilik nama lengkap Viktor Horsting dan Rolf Snoeren ini memilih nama Viktor&Rolf untuk menjadi label pada desain mereka. 

Pada tahun 2000, Viktor&Rolf beralih ke produk siap-pakai. Tiga tahun kemudian mereka melahirkan merk pakaian khusus pria (menswear) Monsieur, yang diperagakan oleh mereka sendiri. Tak hanya pakaian, Viktor&Rolf juga merambah sepatu, aksesori dan parfum. 
Viktor dan Rolf memperagakan 'Monsieur'
 
 “Apa yang mereka pikirkan?”
Hal itu merupakan pertanyaan lazim yang akan kita lontarkan terhadap desain busana ekstrim yang kita lihat di atas panggung catwalk. Selain terkenal sebagai desainer yang berpengaruh, Viktor dan Rolf juga terkenal dengan pertunjukan panggung catwalk-nya yang teatrikal—misalnya ketika menampilkan gaun tulle dengan lubang seperti keju Swiss dan juga baju dengan desain tipografi tiga dimensi. 



“We love fashion, but it’s going so fast. We wanted to say ‘No’ this season…”
 
Ini merupakan suatu gebrakan di dunia fashion. Sesuai dengan motto mereka “For us, fashion is an antidote to reality” Viktor dan Rolf berkarya secara out of the box, berani keluar dari garis kewajaran. Berimajinasi melupakan realitas sejenak, yang membuat mereka lebih menonjol dan lain daripada yang lain.
Dengan segala kreativitas dan kerja keras, Viktor dan Rolf mampu memberikan pengaruh positif di dunia fashion. Menghasilkan suatu pencapaian yang menunjukkan eksistensi serta kontribusi mereka pada bidang mode tingkat dunia.
Sekaligus pembuktian pada dunia bahwa Belanda tidak hanya sekadar pencetak petani penggarap tulip dan teknisi kincir angin. Melainkan negara yang melahirkan individu-individu yang memiliki ”rasa” di bidang mode dan desain.
Sekarang, dunia fashion makin diramaikan oleh perancang busana berbakat dari seluruh dunia. Ada Prada dari Italia, Marc Jacobs dari Amerika , Louis Vuitton dari Prancis, Sabyasachi dari India, dan the last but not least Viktor&Rolf dari Belanda.
Menyadur kutipan seorang filsuf Yunani, Descartes, ”aku berpikir, maka aku ada” (cogito ergo sum). Tercipta kutipan yang tepat untuk Viktor dan Rolf :
“Kami berkarya, maka kami ada”.

Referensi: