susah bedainnya -_- |
Viktor (kiri) & Rolf (kanan) |
“Kalian kembaran ya?”. Mungkin
itulah pertanyaan yang
sering dilontarkan pada dynamic duo
ini. Suatu kesalahan besar apabila kamu juga mengira pria kece
ini adalah saudara kembar. Ya, Viktor dan Rolf memang selalu
terlihat bersama setiap saat layaknya anak kembar, tapi faktanya mereka
tidak memiliki
pertalian darah sama sekali. Kebersamaan mereka dimulai ketika mereka
bertemu
untuk pertama kalinya saat menempuh studi bidang fashion di Arnhem Academy of
Art and Design
di Belanda. Merasa
ada chemistry satu sama lain, keduanya terus menjalin
persahabatan
hingga lulus kuliah.
Viktor&Rolf Couture 1998 |
Viktor&Rolf Couture 1998 |
Keputusan mereka untuk pindah ke Paris
pada tahun
1993 dan membangun karir bersama merupakan keputusan yang tepat. Seolah
Dewi
Fortuna berpihak kepada mereka, pada tahun yang sama peluncuran koleksi
pertamanya,
'Hyères', meraih tiga penghargaan sekaligus
pada
Salon Europeen des Jeunes
Stylistes di Festival
International de Mode et de Photographie. Pertunjukan berikutnya
yang menampilkan empat koleksi sekaligus yang bertemakan art spaces,
menjadi tiket mereka untuk menampilkan koleksi Haute Couture-nya
yang
pertama kali pada tahun 1998.
Sebagai
langkah awal kesuksesan, pemilik nama lengkap Viktor Horsting dan Rolf
Snoeren
ini memilih nama Viktor&Rolf untuk
menjadi label pada desain mereka.
Pada
tahun 2000, Viktor&Rolf beralih
ke produk siap-pakai. Tiga tahun kemudian mereka melahirkan merk pakaian
khusus
pria (menswear) Monsieur, yang
diperagakan oleh mereka sendiri. Tak hanya pakaian, Viktor&Rolf
juga merambah sepatu,
aksesori dan parfum.
Viktor dan Rolf memperagakan 'Monsieur' |
“Apa yang mereka
pikirkan?”
Hal itu merupakan
pertanyaan lazim yang akan kita lontarkan terhadap desain busana ekstrim
yang
kita lihat di atas panggung catwalk. Selain
terkenal sebagai desainer yang berpengaruh, Viktor dan Rolf juga
terkenal
dengan pertunjukan panggung catwalk-nya
yang teatrikal—misalnya ketika menampilkan gaun tulle
dengan lubang seperti keju Swiss dan juga baju dengan desain tipografi
tiga dimensi.
“We love fashion, but it’s
going so fast. We wanted to say ‘No’ this season…”
|
Ini
merupakan suatu gebrakan di dunia fashion. Sesuai dengan motto mereka “For us, fashion is an antidote to reality”
Viktor dan Rolf berkarya secara out of
the box, berani keluar dari garis kewajaran. Berimajinasi melupakan
realitas sejenak, yang membuat mereka lebih menonjol dan lain daripada
yang lain.
Dengan
segala kreativitas dan kerja keras, Viktor dan Rolf mampu memberikan
pengaruh
positif di dunia fashion. Menghasilkan suatu pencapaian yang menunjukkan
eksistensi serta kontribusi mereka pada bidang mode tingkat dunia.
Sekaligus
pembuktian pada dunia bahwa Belanda tidak hanya sekadar pencetak petani
penggarap tulip dan teknisi kincir angin. Melainkan negara yang
melahirkan
individu-individu yang memiliki ”rasa” di bidang mode dan desain.
Sekarang,
dunia fashion makin diramaikan oleh perancang busana berbakat dari
seluruh
dunia. Ada Prada dari Italia, Marc Jacobs dari Amerika , Louis Vuitton
dari
Prancis, Sabyasachi dari India, dan the
last but not least Viktor&Rolf dari Belanda.
Menyadur
kutipan seorang filsuf Yunani, Descartes,
”aku berpikir, maka aku ada” (cogito ergo
sum). Tercipta kutipan yang tepat untuk Viktor dan Rolf :
“Kami berkarya, maka kami ada”.
Referensi:
No comments:
Post a Comment